STRUKTUR PENGKABELAN


Kenapa Struktur Kabel sangat diperlukan?
a.      Memberikan fleksibilitas.
b.      Mendukung lingkungan yang beragam.
c.       Memastikan bahwa dapat diandalkan, kinerja tinggi.
d.      Memungkinkan untuk bergerak cepat, menambahkan, perubahan.
Struktur kabel dan jaringan dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya tarik, sedangkan kepada tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan.
HORIZONTAL CABLING
Sistem pengkabelan horizontal terdiri dari kabel-kabel yang tersusun secara horizontal, terminasi mekanikal, dan patch cords (jumper). Pengertian horizontal disini
Baca Selengkapnya .......

VLAN


VLAN adalah sebuah LAN meliputi semua piranti jaringan yang berada pada satu broadcast domain. Suatu broadcast domain meliputi sekelompok piranti jaringan yang terhubung dalam suatu jaringan LAN yang bisa mengirim frame broadcast, dan semua piranti lainnya dalam satu segmen LAN yang sama akan menerima salinan frame broadcast tersebut. jadi bisa dikatakan bahwa suatu jaringan LAN dan suatu broadcast domain pada prinsipnya adalah hal yang sama.
Tanpa VLAN, sebuah Switch akan memperlakukan semua interface yang ada pada Switch tersebut berada pada broadcast domain yang sama, dengan kata lain, semua piranti yang terhubung ke Switch berada dalam satu jaringan LAN. Dengan adanya VLAN, sebuah switch bisa mengelompokkan satu atau beberapa interface berada pada suatu VLAN sementara interface lainnya berada pada VLAN lainnya. Jadi pada dasarnya, Switch membentuk beberapa broadcast domain. Masing-masing broadcast domain yang dibuat oleh Switch ini disebut virtual LAN.
Mengapa menggunakan VLAN?
Desain jaringan tradisional menggunakan router untuk menciptakan domain broadcast dan siaran batas antara beberapa sub-jaring. Hal ini untuk mencegah kelebihan siaran di jaringan yang lebih besar dari sumber daya yang ada sehingga menyebabkan penolakan pelayanan tidak disengaja. Namun metode ini memiliki kelemahan, yaitu:
  • Jaringan segmen yang secara fisik terputus-putus tidak dapat menjadi bagian dari ruang alamat yang sama. Setiap lokasi fisik harus ditangani secara independen dan menjadi bagian dari broadcast domain sendiri. Hal ini dapat menyebabkan host ditempatkan di lokasi sehingga memiliki latency tambahan atau kekurangan konektivitas.
  • Menambah host dan segmen jaringan bisa menambah pekerjaan teknisi, terutama jika lokasi asli tetap pada segmen jaringan. Peralatan yang ada harus di setting ulangberdasarkan konfigurasi jaringan yang baru.
Sebuah solusi VLAN dapat mengurangi 2 kelemahan diatas dengan mengijinkan domain broadcast yang sama melampaui segmen tunggal.
  • Penggunaan Bandwidth Tambahan - desain jaringan Tradisional memerlukan bandwidth tambahan karena paket harus melewati berbagai tingkat konektivitas jaringan karena jaringan adalah tersegmentasi.
Beberapa alasan dalam perlunya pembuatan VLAN
  • Untuk mengelompokkan user berdasarkan departemen, atau mengelompokkan suatu group pekerja kolaborasi, ketimbang berdasarkan lokasi.
  • Untuk mengurangi overhead dengan membatasi ukuran broadcast domain
  • Untuk menekankan keamanan yang lebih baik dengan menjaga piranti-piranti sensitif terpisah ke dalam suatu VLAN
  • Untuk memisahkan traffic khusus dari traffic utama – misalkan memisahkan IP telephoni kedalam VLAN khusus terpisah dari traffic user.
Dasar VLAN
Satu atau beberapa switch dapat membentuk suatu virtual LAN yang disebut sebuah broadcast domain. Sebuah Virtual LAN dibuat dengan memasukkan beberapa interface (port) ke dalam suatu VLAN dan beberapa port lainnya berada pada VLAN lain.
Jadi, daripada semua port dari sebuah Switch membentuk satu broadcast domain tunggal, sebuah Switch bisa memecah menjadi beberapa VLAN tergantung kebutuhan dan konfigurasi.
            Gambar I

Pada gambar diatas terdapat dua buah Switch membentuk dua broadcast domain berbeda, masing-masing Switch membentuk satu broadcast domain. TIDAK ada VLAN dibuat disini.
            Gambar II

Gambar ini menunjukkan dua buah broadcast domain yang sama akan tetapi diimplementasikan sebagai dua VLAN yang berbeda pada sebuah Switch tunggal.
Membuat VLAN
Kita bisa mengkonfigure interface / port dari Switch dengan jalan meng-asosiasikan port tersebut kepada suatu VLAN dengan konfigurasi semacam “interface 0/1 in VLAN1” atau “interface 0/2 in VLAN5” dan seterusnya. Hal semacam ini kita sebut sebagai VLAN berdasarkan port-base, suatu konfigurasi VLAN umum pada suatu Switch yang mudah tanpa perlu mengetahui address MAC dari piranti. Akan tetapi diperlukan dokumentasi yang rapi agar bisa mengetahui piranti mana dengan cabling yang mana menuju interface Switch yang mana, sehingga jelas piranti mana pada VLAN yang tepat.
Alternative lain yang jarang digunakan adalah mengelompokkan piranti-piranti kedalam VLAN berdasarkan MAC address dari piranti2 tersebut. akan tetapi cara yang satu ini menciptakan overhead adminitrasi dengan konfigurasi masing2 piranti dengan MAC address. Suatu register yang bagus untuk semua MAC address yang dikonfigurasikan kedalam berbagai Switches dan asosiasi tiap piranti MAC ke setiap VLAN haruslah rapi dan selalu diupdate jika terjadi perubahan. Jika sebuah piranti berpindah ke port lain dan mengirim sebuah frame, piranti tersebut tetap berada pada VLAN yang sama. Hal ini mengijinkan piranti2 untuk bisa berpindah pindah kemana saja dengan mudah dan tetap pada VLAN yang sama walau pindah ke port lain.
Trunking VLAN dengan ISL and 802.1q
Jika menggunakan VLAN dalam jaringan yang mempunyai beberapa Switch yang saling berhubungan antar VLAN, maka dibutuhkan VLAN Trunk.
Switch memerlukan cara untuk mengidentifikasikan VLAN dari mana frame tersebut dikirim saat mengirim sebuah frame ke Switch lainnya. VLAN Trunking mengijinkan Switch memberikan tagging setiap frame yang dikirim antar switches sehingga switch penerima mengetahui termasuk dari VLAN mana frame tersebut dikirim. Idenya bisa digambarkan pada gambar diagram berikut ini:

 Beberapa VLAN yang mempunyai anggota lebih dari satu Switch dapat didukung dengan adanya VLAN Trunking.
Beberapa VLAN yang mempunyai anggota lebih dari satu Switch dapat didukung dengan adanya VLAN Trunking. Misal, saat Switch1 menerima sebuah broadcast dari sebuah piranti didalam VLAN1, ia perlu meneruskan broadcast ke SwitchB. Sebelum mengirim frame, SwitchA menambahkan sebuah header kepada frame Ethernet aslinya; heder baru tersebut mengandung informasi VLAN didalamnya. Saat SwitchB menerima frame tersebut, ia mengetahui dari headernya bahwa frame tersebut berasal dari piranti pada VLAN1, maka SwitchB mengetahui bahwa ia seharusnya meneruskan broadcast frame hanya kepada port2 pada VLAN1 saja dari Switch tersebut.
Switch Cisco mendukung dua VLAN trunking protocol yang berbeda, Inter-Switch Link (ISL) dan IEEE 802.1q. keduanya memberikan Trunking dasar, seperti dijelaskan pada gambar diatas. Akan tetapi pada dasarnya keduanya sangatlah berbeda.
Best Practices jika menggunakan Virtual LAN:
  • VLAN bukanlah harus diterapkan ke setiap jaringan LAN, akan tetapi bisa diterapkan pada jaringan dengan skala yang sangat besar pada jaringan enterprise dimana populasi host sangat besar – ratusan jumlahnya atau diperlukan suatu kelayakan adanya suatu alasan keamanan. Kalau toch memang harus digunakan VLAN maka haruslah diusahakan sesederhana mungkin, intuitive dan dukungan dokumentasi yang sangat rapi.
  • Pendekatan yang dianjurkan dalam penggunaan VLAN adalah berdasarkan lokasi atau fungsi departemen. Hal ini dilakukan untuk membatasi traffic broadcast (broadcast domain) kedalam hanya masing2 segment VLAN saja. Jumlah VLAN yang didefinisikan pada Switch LAN seharusnya mencerminkan kebutuhan fungsional dan management dalam suatu jaringan tertentu.
  • Beberapa switches dapat secara transparent saling dihubungkan dengan menggunakan VLAN Trunking. VLAN Trunking memberikan mekanisme tagging untuk mentransport VLAN secara transparent melewati beberapa Switches. VLAN didefinisikan dalam standards IEEE 802.3 dan IEEE 802.1q.
Seksi berikut ini memnjelaskan beberapa informasi tambahan mengenai protocol VLAN Trunking:
  • Ada dua protocol VLAN Trunking utama saat ini, yaitu IEEE 802.1q dan Cisco ISL. Pemilihan protocol VLAN Trunking normalnya berdasarkan piranti platform Hardware yang digunakan.
  • IEEE 802.1q adalah standard protocol VLAN Trunking yang memberikan tagging internal kedalam frame Ethernet yang ada sekarang. Hal ini dilakukan dalam hardware dan juga meliputi kalkulasi ulang header checksumnya. Hal ini mengjinkan sebuah frame di tagging dengan VLAN dari mana datagram tersebut berasal dan menjamin bahwa frame dikirim kepada port didalam VLAN yang sama. Hal ini untuk menjaga kebocoran datagram antar VLAN yang berbeda.
  • ISL (Inter Switch Link) memberikan suatu tagging external yang dikemas disekitar frame asalnya.
  • Saat menghubungkan beberapa Switch lewat sebuah Trunk perlu dipastikan bahwa kedua Switch yang terhubung VLAN Trunking tersebut mempunyai protocol VLAN Trunling yang sama. Penggunaan negosiasi automatis dari protocol VLAN Trunking adalah tidak dianjurkan karena bisa terjadi kemungkinan salah konfigurasi.
  • Untuk penerapan VLAN dengan Switch yang berskala besar sebuah protocol manajemen VLAN diperlukan misal VTP (VLAN Trunking Protocol). Protocol VTP memungkinkan VLAN didefinisikan sekali didalam suatu lokasi tunggal dan disinkronkan kepada Switch2 lainnya didalam administrative domain yang sama.
  • Penerapan VLAN setidaknya dirancang dengan sangat bagus dan mudah dimanage. Dokumentasinya haruslah sangat rapi dan akurat dan dijaga selalu update agar membantu kegiatan support jaringan. Normalnya VLAN tidaklah dianjurkan untuk jaringan kecil (kurang dari 100 user pada satu lokasi), akan tetapi untuk business dengan skala menengah dan besar, VLAN adalah sangat mendatangkan keuntungan yang besar.
Satu hal yang pelu diingat bahwa dalam penerapan VLAN ini, komunikasi antar VLAN yang berbeda haruslah di routed. Dan jika dibutuhkan suatu interkoneksi VLAN kecepatan tinggi maka penggunaan Switch Layer 3 yang sangat performa adalah sangat diperlukan.
Menghubungkan beberapa VLAN antara Switch yang berbeda, penggunaan protocol VLAN Trunking seperti ISL atau IEEE802.1q adalah diperlukan. Pastikan bahwa Switch2 tersebut mempunyai dukungan protocol VLAN Trunking yang sama.
Related articles sebelumnya:

Referensi :
            http://www.sysneta.com/virtual-lan
Baca Selengkapnya .......

Protokol Dynamic Routing


Routing protocol berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya. Seperti pada gambar di bawah ini.
Protokol routing dinamik yang banyak digunakan dalam internetworking TCP/IP adalah RIP (Routing Information Protocol) yang menggunakan algoritma routing distance vector dan OSPF (Open Shortest Path First) yang menggunakan.algoritma link-state. Pada layer TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:
1.     RIP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector,
2.     IGRP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector,
3.     OSPF — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link state,
4.     EIGRP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector.
Routing Information Protocol (RIP)
Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routed
protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya. 

RIP merupakan salah satu protokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:
·         Routing protokol distance vector,
·         Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur,
·         Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang,


·         Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
1. RIP Versi 1
·            Dokumen –> RFC1058.
·            RIP V1 routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya.
·            RIP V1 diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk menghitung rute dalam jaringan TCP/IP.
·            Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :
a.      Host
b.     Network
c.      Subnet
d.     Rutedefault
2. RIP Versi 2
Ø Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru,
Ø Algoritma routing sama dengan RIP versi1,
Ø Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,
Ø Kemampuan baru :
a.      Tag –> untuk rute eksternal.
b.     Subnet mask.
c.      Alamat hop berikutnya.
d.      Autentikasi.
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur
jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah:
Ø Identifikasi tujuan baru,
Ø Mempelajari apabila terjadi kegagalan.


IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP
mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
Ø Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
Ø Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
Ø Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya:
Ø Bandwidth
Ø Delay
Ø Load
Ø Reliability
IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut:
Ø  Protokol Routing Distance Vector.
Ø  Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load,        delay dan reliability.
Ø  Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open
Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First ). Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an.
Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai berikut:
Ø  Protokol routing link-state.
Ø  Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.
Ø  Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
Ø  Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
Ø  OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.
Ø  OSPF lebih effisien daripada RIP.
Ø  Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
Ø  Menggunakan protokol broadcast.

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan
karakteristik sebagai berikut:
·         Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
·         Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
·         Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
·         Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
note:
Ø Pada penggunaan EIGRP menggunakan autonomous sytem yang disebut sistem routing.
Ø router – router yang berada dalam suatu autonomuos sytem yang sama disebut Gateway Protocol (IGP)
Ø Routing didalam satu subnet dengan outonomous yang sama disebut system routing.
Ø Routing diantara dua subnet yang berlainan dengan autonomous system yang sma disebut interior routing.
Ø Jika router yang berada dalam suatu autonomuos system berhubungan dengan router lain,jenis protokol routing yang mengatur disebut Exterior ateway Protocols (EGP)

Ø Pada penerapan Dynamic routing terdapat konsep classfull dan classless.
Ø Classfull adalah penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8 artinya penggunaan kelas full dikonsep ini.
Ø Classless artinya kita dapat mengunakan semua subnet yang dapat digunakan maksudnya kita dapat menggunakan metode VLSM pada penerapannya.
Ø Dynamic routing Classfull : Rip V1, IGRP
Ø Dynamic routing ClassLess : IS-IS,Rip V2,OSPF,EIGRP, dan BGP
Convergence
Convergence adalah suatu bahasan dalam Dynamic routing yang mempunyai keadaan dimana ketika semua router telah mempunyai routing tabel mereka sendiri sacara tetap dan konsisten. Jaringan yang Convergence ketika semua router telah mendapatkan hasil lengkap dan akurat mengenai informasi jaringan. Waktu convergence adalah waktu saar semua router berbagi informasi, menghitung jalur terbaik, mengperbaharui Routing tabel mereka. Jaringan tidak akan berhenti beroperi sanpai semua network mendapatkan status convergence, kebanyakan jaringan mempunyai waktu yang singkat untuk mengubah statusnya menjadi convergence.
Convergence mengambungkan sifat kolaborasi dan independen,artinya selain router membuat informasi routingnya sendiri tapi juga berkerjasama dengan router lain untuk menentukan jalur tebaik, serta mengantisipasi terhadap perubahan topologi bersama router lain.pencapaian status convergence secara cepat menandakan protokol routing yang lebih baik, RIP dan IGRP adalah jenis convergence yang lambat, EIGRP dan OSPF adalah jenis convergence yang cepat.

Baca Selengkapnya .......

Switch Layer 2

Layer 2 switch adalah sebuah bentuk switch Ethernet yang melakukan switching terhadap paket dengan melihat alamat fisiknya (MAC address). Switch jenis ini bekerja pada lapisan data-link (atau lapisan kedua) dalam OSI Reference Model. Switch-switch tersebut juga dapat melakukan fungsi sebagai bridge antara segmen-segmen jaringan LAN, karena mereka meneruskan frame Ethernet berdasarkan alamat tujuannya tanpa mengetahui protokol jaringan apa yang digunakan.
Layer 2 switch dapat dipasang secara transparan di dalam sebuah jaringan. Perangkat-perangkat tersebut tidak akan mengganggu komunikasi antara host dengan router. Sekali terpasang, sebuah layer 2 switch akan mengetahui host-host dan jaringan yang terhubung dengan melihat field Source Address pada frame yang diterimanya. Layer 2 switch juga dapat membangun sebuah basis data dari alamat-alamat MAC address dan port di mana kartu jaringan terhubung yang disimpan di dalam memori cache milik switch.
Ketika sebuah frame datang ke sebuah port di dalam switch, layer 2 switch akan menguji frame tersebut dengan melihat field Destination Address, dan kemudian akan meneruskan frame tersebut ke tujuannya yang masih terhubung ke switch yang sama, dengan mengirimkannya kepada port di mana tujuannya terhubung. Jika field Source Address dari frame tersebut tidak dikenali, maka switch tersebut akan mengirimkan frame tersebut ke semua port kecuali port di mana frame tersebut masuk.
 
Switch 4007 dan switch 4007 R
Beberapa spesifikasi yang dimiliki switch 4007 dan switch 4007 R :
a.      Kemampuannya dapat menaikkan 216 fast Ethernet ( Seperti yang kita ketahui fast Ethernet memiliki 100 Mbps ) dan 54 gigabit Ethernet ports.
b.      Perfomance,  Mendukung 48 Gbps switching pabric untuk tidak memblok suatu jaringan
c.       Ketersediaan jaringannya,  Dalam 3Com Switch 4007 dan Switch 4007R mempunyai beberapa ketersediaan jaringan diantaranya :
·                  STP ( Spanning Tree Protocol ) digunakan untuk mendukung jalur ganda
·                  OSPF ( Open Shortest Path First )
·                  VRRP ( Virtual Router Redundancy Protocol )





Baca Selengkapnya .......

Switch Layer 3


Layer 3 Switching memungkinkan komunikasi antar VLAN atau antar segmen jaringan dengan kecepatan tinggi mendekati kecepatan komunikasi kabel Ethernet. Komunikasi antar jaringan pada layer 3 biasa menggunakan piranti Router yang umum digunakan untuk komunikasi internet. Layer 3 Switching sangat berguna untuk mengurangi latensi dan meningkatkan kinerja komunikasi antar segmen di suatu jaringan berskala business sedang sampai jaringan corporasi yang complex.

Kita bisa meningkatkan kinerja LAN dengan menggunakan backbone links kecepatan tinggi dan juga menggunakan Switch LAN dengan performa tinggi. Untuk jaringan multi-segmen, pemakaian Switching Layer 3  akan meningkatkan kinerja komunikasi antar segmen dengan latensi minimal. Semua links seharusnya dimaksimalkan untuk throughput dan semua masalah bottleneck harus diselesaikan. Technology yang menggunakan Link Agregasi memberikan suatu cara untuk skalabilitas kebutuhan bandwidth LAN. Adopsi Gigabit dan backbone 10GE dimasa depan akan menjamin skalabilitas LAN dan memberikan integrasi yang mulus untuk layanan jaringan yang ada sekaranga maupun di masa mendatang.
Penggunaan layer 3 Switching akan dapat membantu menyelesaikan masalah latensi komunikasi antar segmen dan juga batasan kinerja yang biasa digunakan oleh paket filtering yang menggunakan routing berdasarkan processor.Switching Layer 3  adalah teknology LAN yang digunakan untuk meningkatkan kinerja routing antar VLAN dan tercapainya kecepatan forwarding transparent.

Kebutuhan minimum standar untuk kinerja LAN dan Switching Layer 3  adalah sebagai berikut:
Semua Links harus dimaksimalkan untuk throughput dan semua masalah bottleneck harus diselesaikan. Jika terdeteksinya masalah bottlenecks maka perlu dipertimbangkan untuk meng-upgrade link backbone yang bersifat critis dan segment2 server juga perlu diupgrade. Tentunya ada mekanisme untuk menganalisa troughput dari Switcing dan Routing.
Untuk mencapai suatu kinerja tinggi dalam komunikasi antar LAN atau antar VLAN maka solusi pemakaian Layer 3 Swicthing sangat diperlukan.
Suatu Layer 3 Swicting setidaknya menawarkan rate forwarding pada atau diatas 5 sampai 10 Mpps (Million packets per second) atau bisa diskalakan pada kecepatan yang didapatkan pada jaringan LAN 100/1000 Mbps.
Suatu layer 3 Switching setidaknya juga memberikan access-list extended (paket filtering) Checking In Silicon untuk meningkatkan kecepatan forwarding paket dan mengurangi latensi jaringan. Link jaringan kecepatan tinggi bisa menggunakan layanan Ethernet Gigabit. Kecepatan Links lebih jauh bisa ditingkatkan dengan menggunakan teknologi Ether Channel technologies (FEC\GEC). Teknologi ini bisa memberikan pipa data yang lebar masing2 sekitar 800 Mbps (untuk FEC) atau 8 Gbps (untuk GEC)
 Performa jaringan seharusnya juga di optimalkan dengan cara yang efektif agar memadai untuk kebutuhan kinerja jaringan saat ini maupun pada masa mendatang.
Dengan tidak menggunakan  Switching Layer 3 antar segmen jaringan performa tinggi, maka bottleneck routing akan tidak terhindarkan.

 Referensi:
http://www.sysneta.com/layer-3-switching





Baca Selengkapnya .......